KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA
Disusun Oleh : Khusnul Noviatun.,S.Tr.Keb
1.
Adaptasi bayi baru lahir
a)
Pengertian
Adaptasi
bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di
dalam uterus ke kehidupan di luar uterus .Kemampuan adaptasi fisiologis ini
disebut juga Homeostatis.Homeostatis adalah kemampuan mempertahankan fungsi
fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan
perkembangan, termasuk masa pertumbuhan dan perkembangan intrauterin.
Homeostatis
neonatus ditentukan oleh keseimbangan antara maturitas dan status gizi.
Kemampuan homeostatis pada neonatus cukup bulan akan memadai. Kemampuan
Homeostatis pada neonatus kurang bulan tergantung masa gestasi. Matriks otak
belum sempurna, Sehingga mudah terjadi perdarahan intrakranial, Angka
kejadian sindrom gawat napas neonatus dan hiperbilirubinemia pada neonatus
kurang bulan tinggi. Pada neonatus lewat waktu terjadi hambatan
pertumbuhan janin intrauterin akibat penurunan fungsi plasenta, sehingga
terjadi hipoksia janin (Muslihatun,2010).
b)
Sistem Pernapasan
Perkembangan
sistem pulmoner terjadi sejak masa embrio, tepatnya pada umur kehamilan 24
hari.Pada umur kehamilan 24 hari ini, bakal paru-paru terbentuk.Pada umur
kehamilan 26-28 hari kedua bronchi membesar.Pada umur kehamilan 6 minggu
terbentuk segmen bronchus.Pada umur kehamilan 12 minggu terjadi diferensiasi
lobus.Pada umur kehamilan 24 minggu terbentuk alveolus.Pada umur kehamilan 28
minggu terbentuk surfaktan.Pada umur kehamilan 34-36 minggu struktur paru paru
matang, artinya paru paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli.Selama dalam
uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.Setelah
bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru paru bayi. (Muslihatun,2010).
Pernafasan
pertama pada bayi normal terjadi pada waktu 30 detik pertama sesudah lahir.
Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain karena
adanya surfaktan, juga karena adanya tarikan napas dengan merintih
sehingga udara bisa tertahan di dalam. Untuk frekuensi dan dalamnya nafas
belum teratur. Apabila surfaktan kurang, maka alveoli akan kolaps dan
paru paru kaku, sehingga terjadi atelektatis. Dalam kondisi seperti ini
(anoksia), neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya
kelanjutan metabolisme anaerob (Dewi, 2010)
c) Suhu
Tubuh
Terdapat empat kemungkin
mekanisme yang dapat menyebabkan bayi kehilangan panas yaitu :
1) Konduksi
Konduksi
adalah kehilangan panas dari objek hangat dalam kontak langsung dengan objek
yang lebih dingin (Walsh, 2007). Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda di
sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh
bayi ke objek lain melalui kontak langsung). Sebagai contoh, konduksi bisa
terjadi ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan
dingin, dan menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru
lahir (Dewi, 2010).
2) Radiasi
Panas
dipancarkan dari bayi baru lahir keluar dari tubuhnya ke lingkungan yang lebih
dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda).Sebagai
contoh, membiarkan bayi baru lahir dalam ruangan ber AC tanpa pemanas,
membiarkan bayi baru lahir dalam keadaan telanjang, atau menidurkan bayi baru
lahir berdekatan dengan ruangan yang dingin (Dewi, 2010).
3) Konveksi
Panas
hilang dari tubuh bayi ke udara di sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah
panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara).Sebagai contoh,
konveksi dapat terjadi ketika membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat
jendela, atau membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang terpasang kipas angin.
4)
Evaporasi
Evaporasi
ini dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, dan
aliran udara yang melewati. Apabila bayi baru lahir diletakkan dalam suhu kamar
25°C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi
yang besarnya 200 kg/BB, sedangkan yang dibentuk hanya sepersepuluhnya
saja (Dewi, 2010).
d)
Metabolisme
Luas
permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari
orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Bayi baru
lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi
diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.
Pada
jam pertama energi didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada hari kedua,
energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapatkan susu kurang lebih
pada hari ke enam, pemenuhan kebutuhan energi bayi 60% didapatkan dari lemak
dan 40% didapatkan dari karbohidrat (Muslihatun,2010).
e)
Sistem Peredaran Darah
Pada
sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir,
yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses penghantaran oksigen ke
seluruh tubuh , maka terdapat perubahan, yaitu penutupan foramen ovale apada
atrium jantung dan dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan
aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem
pembuluh darah, dimana oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah
tenaga dengan cara meningkatkan atau mengurangi resistensi. Perubahan tekanan
sistem pembuluh darah dapat terjadi pada saat tali pusat dipotong,
resistensinya kan meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun karena darah
ke atrium berkurangyang dapan menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan juga
menurun. Proses tersebut membantu darah mengalami proses oksigenasi ulang,
serta saat terjadi pernapasan pertama dapat menurunkan resistensi dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Kemudian oksigen pada pernapasan pertama
dapat menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru yang
dapat menurunkan resistensi pembuluh darah paru. Terjadinya peningkatan
sirkulasi paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium
kanan, dengan meningkatnya tekanan pada atrium kanan akan terjadi
penurunan atrium kiri, foramen ovale akan menutup, atau dengan pernapasan kadar
oksigen dalam darah akan meningkat yang dapat menyebabkan duktus arteriosus
mengalami konstriksi dan menutup.
Perubahan
lain menutupnya vena umbilikus, duktus venosus, dan arteri hipogastrika dari
tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat di
klem dan penutupan jaringan fibrosa membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan (Betz dan Sowden dalam Aziz, 2008).
f)
Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal
Tubuh
bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar natrium relatif
lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum
sempurna karna jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, keseimbangan
luas permukaan glomerolus dan volume tubulus proksimal, serta renal Blood
flow relatif kurang bila dibandingkan orang dewasa (Muslihatun, 2010).
Pada
waktu lahir, terjadi perubahan fisiologik yang menyebabkan berkurangnya cairan
ekstraseluler.Dengan ginjal yang makin matur dan beradaptasi dengan kehidupan
ekstrauterin, ekskresi urin bertambah mengakibatkan berkurangnya cairan
ekstraseluler (sebagai salah satu penyebab turunnya berat badan bayi baru lahir
pada minggu minggu permulaan) (Saifuddin, 2006).
g)
Imunoglobulin
Pada
neonatus, tidak terdapat sel plasma pada sumsum tulang, lamina propia ilium
serta apendiks. Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan
stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama globulin G,
sehingga imunologi dari ibu dapat melewati plasenta karena berat molekulnya
kecil. Akan tetapi bila ada infeksi yang dapat melewati plasenta ( toksoplasma,
herpes simpleks, dll.), reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel
plasma dan antibodi Gamma A,G,M. (Muslihatun, 2010).
h)
Traktus digestivus
Pada
neonatus, traktus digestivus mengandung zat berwarna hitam kehijauan yang
terdiri dari mukopolisakarida atau disebut juga dengan mekonium. Pengeluaran
mekonium biasanya pada 10 jam pertama kehidupan dan dalam 4 hari setelah
kelahiran biasanya feses sudah terbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam
traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus, kecuali enzim amilase
pancreas (Muslihatun, 2010).
i)
Hati
Segera
setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis yang berupa
kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Enzim hati belum
aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus
juga belum sempurna.(Dewi, 2010).
j)
Keseimbangan asam basa
Tingkat
keasaman (PH) darah pada waktu lahir umumnya rendah karena glikolisis
anaerobik.Namun, dalam waktu 24 jam, neonatus telah mengkompensasi asidosis ini
(Dewi, 2010).